Riset ilmiah yang dilakukan dengan sangat teliti oleh seorang peneliti Saudi, Dr.Sari' bin Hamd Ad-Dausari - seorang ahli THT (telinga,hidung, dan tenggorokan), dan dia adalah ketua lembaga Al-Jum'iyyah As-Su'udiyyah urusan THT,kepala, dan leher - telah mengungkap tentang hilangnya indera pendengaran salah seorang pekerja Saudi akibat penggunaan HP dengan frekuensi yang sangat tinggi.
Dr.Ad-Dausari menyimpulkan hasil penelitiannya tersebut ketika memeriksa pasien rawat jalan di RS Universitas Kian Abdul Aziz, Saudi. Pasien tersebut adalah seorang pekerja berusia 40 tahun. Ia mengeluh pendengaran telinga kanannya berkurang selama tiga bukan, disamping rasa hangat dan sakit di telinga. Dia mengatakan bahwa gejala ini terjadi ketika beberapa menit menggunakan ponsel dan baru hilang satu jam kemudian.
Dr.Sari' menambahkan, pasien tersebut menggunakan ponsel lebih dari 90 menit dalam sehari di telinga kanannya. Hal itu berlangsung selama lebih dari dua tahun. Kemudian dia rutin berkunjung ke klinik setiap tiga bulan. Setelah dikakukan pemeriksaan medis secara saksama, terlihat bahwa pendengaran berkurang sekitar 25 dB (desibel, satuan untuk mengukur kerasnya suara atau ketajaman pendengaran) pada telinga kanan. Berkurangnya pendengaran tersebut semakin besar dengan bertambahnya waktu penggunaan ponsel. Kemudian si pasien diminta menggunakan ponsel di telinga kirinya.
Setelah enam bulan, pendengaran telinga kanan mulai membaik. Telinga kanan semakin membaik ketika penggunaan ponsel dihentikan. Namun, ketika kembali menggunakan ponsel pada telinga kanan tersebut, pendengarannya kembali berkurang. Pasien disarankan untuk menggunakan telepon biasa dan mengurangi penggunaan ponsel serta speakerphone. Pasien pun mengurangi penggunaan ponsel sampai 15 menit sehari. Dengan cara ini, sembuhlah penderitaannya. Namun, si pasien tetap mengalami sedikit pengurangan pendengaran secara permanen.
Dr.Ad-Dausari mengungkapkan hal itu dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh WHO berjudul Efek ponsel terhadap kesehatan dan perlunya penelitian lebih lanjut. Semakin meningkat penggunaan telepon seluler berarti semakin menambah efek secara biologis maupun kesehatan, karena paparan gelombang elektromagnetik dari perangkat portabel atau menara transmisi booster. Penelitian yang dipublikasikan menunjukkan adanya efek kerusakan kesehatan, seperti: kelelahan, sakit kepala, pusing, dan gangguan tidur.
(dikutip dari majalah Asy Syariah edisi 60, hal 98-99).
Dr.Ad-Dausari menyimpulkan hasil penelitiannya tersebut ketika memeriksa pasien rawat jalan di RS Universitas Kian Abdul Aziz, Saudi. Pasien tersebut adalah seorang pekerja berusia 40 tahun. Ia mengeluh pendengaran telinga kanannya berkurang selama tiga bukan, disamping rasa hangat dan sakit di telinga. Dia mengatakan bahwa gejala ini terjadi ketika beberapa menit menggunakan ponsel dan baru hilang satu jam kemudian.
Dr.Sari' menambahkan, pasien tersebut menggunakan ponsel lebih dari 90 menit dalam sehari di telinga kanannya. Hal itu berlangsung selama lebih dari dua tahun. Kemudian dia rutin berkunjung ke klinik setiap tiga bulan. Setelah dikakukan pemeriksaan medis secara saksama, terlihat bahwa pendengaran berkurang sekitar 25 dB (desibel, satuan untuk mengukur kerasnya suara atau ketajaman pendengaran) pada telinga kanan. Berkurangnya pendengaran tersebut semakin besar dengan bertambahnya waktu penggunaan ponsel. Kemudian si pasien diminta menggunakan ponsel di telinga kirinya.
Setelah enam bulan, pendengaran telinga kanan mulai membaik. Telinga kanan semakin membaik ketika penggunaan ponsel dihentikan. Namun, ketika kembali menggunakan ponsel pada telinga kanan tersebut, pendengarannya kembali berkurang. Pasien disarankan untuk menggunakan telepon biasa dan mengurangi penggunaan ponsel serta speakerphone. Pasien pun mengurangi penggunaan ponsel sampai 15 menit sehari. Dengan cara ini, sembuhlah penderitaannya. Namun, si pasien tetap mengalami sedikit pengurangan pendengaran secara permanen.
Dr.Ad-Dausari mengungkapkan hal itu dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh WHO berjudul Efek ponsel terhadap kesehatan dan perlunya penelitian lebih lanjut. Semakin meningkat penggunaan telepon seluler berarti semakin menambah efek secara biologis maupun kesehatan, karena paparan gelombang elektromagnetik dari perangkat portabel atau menara transmisi booster. Penelitian yang dipublikasikan menunjukkan adanya efek kerusakan kesehatan, seperti: kelelahan, sakit kepala, pusing, dan gangguan tidur.
(dikutip dari majalah Asy Syariah edisi 60, hal 98-99).
0 komentar:
Posting Komentar